Minggu, 13 Desember 2009

Indonesia Menanam Kabupaten Tanah Datar

INDONESIA MENANAM
KABUPATEN TANAH DATAR
OLEH ; IR. JAMAL HUSNI

Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap makhluk yang bernyawa butuh akan air, apalagi kita manusia. Dimana manusia butuh makan, makan manusia biasanya dihasilkan dari hasil pertanian yaitu dari persawahan, sawah butuh akan air, dimana air butuh akan hutan. Oleh karena itu upaya perbaikan hutan harus senantiasa dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat, hal ini adalah demi kepentingan umat manusia juga.

Untuk menyikapi itu Indonesia lewat Keputusan Presiden RI No. 24 tahun 2008 Tentang Hari Menanam Pohon Indonesia, telah menetaokan tanggal 28 Nopember sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia dan bulan Desember sebagai Bulan Menanam Nasional. Dan untuk kita Kabupaten Tanah Datar Launching acara telah dilaksanakan pada tanggal 30 Nopember 2009 di Lapangan Cindur Mato Batusangkar, dan acara penanaman kita laksanakan di tempat ini Lapangan Sepak Bola Nagari Gunung Rajo kecamatan Batipuh pada tanggal 9 Desember 2009.

Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia tahun 2009 mengambil Tema “Penanaman Satu Orang Satu Pohon atau lebih dikenal dengan “One Man One Tree“, Kabupaten Tanah Datar memiliki jumlah penduduk lebih kurang 340.000 orang, dan ini berarti harus dilakukan penanaman minimal sebanyak penduduk Kabupaten Tanah Datar sebanayk 340.000 batang pohon.

Kegiatan Hari Menanam Pohon Indonesia ini langsung dipimpin oleh Wakil Bupati Kabupaten Tanah Datar bapak Aulizul Syuib dan dilanjutkan dengan menanam secara masal pada bulan Desember sebagai Bulan Menanam Nasional.

Dipilihnya Nagari Gunung Rajo sebagai tempat penanaman, dikarenakan lokasi tersebut merupakan catchment area Danau Singkarak, yang merupakan daerah hulu DAS Indra Giri Rokan. Adapun penetapan lokasi ini didasarkan kepada beberapa pertimbangan antara lain:
1. Danau Singkarak merupakan salah satu Danau terbesar di Sumatera Barat
2. Danau Singkarak ini mempunyai multi manfaat antara lain sebagai pembangkit tenaga listrik, irigasi, perikanan dan rekreasi. Dengan upaya penanaman ini diharapkan sedimentasi di Danau Singkarak dapat ditekan sehingga dapat berfungsi secara lestari sesuai dengan yang direncanakan.
3. Lokasi daerah tangkapan air Danau Singkarak ini merupakan daerah wisata yang sangat potensial di Tanah Datar.
4. Yang paling penting daerah ini terutama kecamatan Batipuh yang dipimpin oleh Bapak Camatnya memiliki perhatian yang sangat besar terhadap pelestarian lingkungan dan alam sekitarnya.

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan Aksi Penanaman 100 ribu pohon Kabupaten Tanah Datar yang telah dilaksanakan pada tanggal 28 November 2007 di Komplek SMKN 2 Bukit Gombak, dan Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon yang dicanangkan oleh Ibu Bupati Tanah Datar Ny. Betty Shadiq Pasadigoe tanggal 1 Desember 2007 yang lalu di Lapangan Cindur Mato Batusangkar.

Semangat menaman kabupaten Tanah Datar ternyata cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dari realisasi jumlah tanaman yang di tanam baik dalam Aksi Penanaman Serentak maupun Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon. Selama 2 tahun sejak dicanangkan pada tahun 2007 telah berhasil ditanam sebanyak 100 ribu batang dan pada tahun 2008 tertanam sebanyak lebih dari 800 ribu batang yang terdiri dari tanaman kehutanan dan tanaman perkebunan. Untuk tanaman tahun 2009 direncanakan penanam sebanyak 452.000 batang yang terdiri dari :
- Bantuan bibit dari BP DAS Agam Kuantan sebanyak 164.550 batang
- Bibit dari perkebunan sebanyak 116.666 batang.
- Bibit dari kegiatan Kebun Bibit Nagari di Bukit Gombak sebanyak 125.500 batang dan di Singgalang sebanyak 40.000 batang
- Bibit KMDM 3755 batang dan GBPP 1450 batang sebanyak serta Indonesia menanam 1467 batang

Dari seluruh bibit yang tersedia tersebut semenjak awal tahun 2009 telah tertanam lebih 150.000 batang yang terdiri dari bibit dari perkebunan dan bibit kehutanan. Diharapkan di Bulan Desember ini seluruh bibit tersebut sampai di semua lokasi yang telah dimintakan oleh para Camat se Kabupaten Tanah Datar.

Kegiatan penanaman yang dilaksanakan tersebut belum termasuk penanaman yang dilaksanakan dalam bentuk reboisasi. Untuk tahun 2009 Dinas Kehutanan dan Perkebunan melaksanakan penanaman reboisasi sebanyak 440.000 batang:
1. Pengkayaan reboisasi di Nagari Tambangan seluas 250 Ha dengan jumlah bibit 110.000 batang
2. Reboisasi di Nagari Guguk Malalo seluas 100 Ha dengan jumlah bibit sebanyak 110.000 batang
3. Reboisasi di Nagari Tanjung Bonai Kecamatan Lintau Buo Utara seluas 200 Ha dengan jumlah bibit 220.000 batang

Jadi secara keseluruhan jumlah bibit yang akan ditanam di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2009 adalah 992.000 batang.

Tingginya semangat masyarakat Kabupaten Tanah Datar dibuktikan dengan adanya penghargaan yang diterima oleh masyarakat Tanah Datar yaitu:
1. Kalpataru dari Presiden Republik Indonesia atas nama Kasmir Gindo Sutan yang berasal dari Kenagarian padang Laweh Malalo, karena pengabdiannya dalam rangka penyelamatan lingkungan.
2. Juara I Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat Tingkat Sumatera Barat atas nama Junaidi yang berasal dari Kenagarian Guguk Malalo Kecamatan Batipuh Selatan. Yang telah berbakti untuk mengajak masyarakat untuk mencintai dan menanam pohon.

Dengan semakin meningkatnya kesadaran menanam pohon, Insya Allah akan segera terwujud “Menaman menjadi budaya dan bagian hidup bangsa Indoneia yang besar ini “.

Hasil kegiatan tanam menaman seperti ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam mengurangi dampak pemanasan global.

Hal yang sangat menarik dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah sangat tingginya minat masyarakat Nagari Gunung Rajo dalam melaksanakan penanaman ini, hal dibuktikan dengan antrinya masyarakat untuk mendapatkan masing-masing mereka 1 batang pohon dengan di absen. Mereka sangat mengharapkan untuk mendapatkan tambahan bibit. Dan saya sebagai Kepala seksi yang membidangi kegiatan ini menjanjikan kepada mereka akan menambah bibit sekurangnya 10.000 batang.
Saya berharap bahwa tingginya minat masyarakat Indonesia menanam pohon akan dapat mempercepat upaya perbaikan lingkungan yang saat ini sudah sangat rusak.

Jumat, 06 Maret 2009

Adat Basandi Syara' Syara' Basandi Kitabullah

ADAT BASANDI SYARA’, SYARA’ BASANDI KITABULLAH
Oleh : Ir. Jamal Husni St. Bagindo Sati

Pepatah yang berbunyi adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah, merupakan ungkapan kehidupan orang Minangkabau. Pernyataan adat ini mengandung makna bahwa adat yang berlaku di Minangkabau adalah adat Islamiyah (adat yang diatur menurut norma-norma dan aturan/sistem Islam) bukan adat jahiliah, disamping itu juga mengindikasikan bahwa setiap orang Minangkabau beragama Islam, jika tidak beragama Islam, maka orang tersebut bukanlah orang Minang.
Pepatah ini diungkap pertama kali pada pertemuan akbar para pemuka adat dan alim ulama se-Alam Minangkabau di puncak bukit Marapalam Batusangkar. Pepatah ini muncul setelah mengalami proses sejarah yang panjang semenjak Islam masuk ke Ranah Minang.
Sebagai ummat Islam yang berasal dari Minangkabau, yang juga merupakan bagian dari ummat Islam di seluruh dunia, haruslah menyadari bagaimana sulitnya perjuangan para pendahulu kita demi tegaknya syari’at Islam seperti yang tergambar dalam pepatah tersebut, walaupun baru dalam bentuk wacana dan kesepakatan.
Yang menjadi pertanyaan kita saat ini adalah, pernahkan pepatah tersebut terlaksana ?, dalam keadaan apa pepatah tersebut dapat dilaksanakan ?, dan langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk mewujudkannya ?, serta apa yang harus dilakukan kaum muslimin untuk mewujudkannya…??

Sejarah Munculnya Pepatah Adat Basandi Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah
Sebagaimana ungkapan pepatah adat : Syara’ mandaki adat menurun, artinya syara’ munculnya dari pesisir menuju ke pedalaman, sedangkan adat munculnya dari pedalaman menuju pantai. Dalam perjalanan keduanya tentu mengalami benturan-benturan yang kadang kala menimbulkan pertentangan di tengah masyarakat. Syara’ yang datang kemudian dan memperjuangkan kebenaran yang datang dari Ilahi ingin mendominasi keadaan masyarakat yang sudah mapan dengan adat jahiliyah (Hindu). Hal itu tentu tidak dapat diterima begitu saja oleh kaum adat yang merasa telah mapan dengan kebenaran yang mereka miliki.
Pada mulanya adat dan syara’ di Minangkabau berjalan sejajar ibarat rel kereta api yang tidak pernah bertemu dan masing-masing melaksanakan fungsinya, serta tidak ikut campur dalam urusan yang bukan urusannya, hal ini sebagaimana tergambar dalam pepatah adat yang berbunyi : Adat basandi alur dan patut, syara’ basandi kitabullah. Pada tahap selanjutnya adat dan syara’ saling bersentuhan, sehingga diantara keduanya saling melengkapi, hal ini tampak dalam pepatah adat yang berbunyi : Adat basandi syara’ syara’ basandi adat. Jika kita cermati maka tersirat makna bahwa di antara keduanya memiliki kekurangan, sehingga masing-masing saling memberi dan menerima (simbiosis Mutualisme). Inilah yang disebut prinsip Sekularisme.
Sampai akhirnya datang ulama yang bertiga dari tanah suci Makkah. Mereka telah terpengaruh oleh paham Wahabi yang sedang marak di Jazirah Arab. Mereka berusaha untuk merubah seluruh hal yang bertentangan dengan ajaran Islam agar sesuai dengan ajaran Islam. Usaha mereka mengalami pertentangan yang sangat besar di tengah masyarakat, ditambah lagi pada saat itu telah berlaku pepatah adat yang berbunyi adat basandi syara’, syara’ basandi adat, Akan tetapi hingga meletusnya perang paderi, syara’ semakin mendominasi kehidupan di Alam Minangkabau, dan menjadi hal yang sangat diperhitungkan serta menjadi api semangat perjuangan untuk mengusir penjajah Belanda, Pada akhirnya disepakatilah pepatah adat yang dirumuskan di puncak Bukit Marapalam yang berbunyi ADAT BASANDI SYARA’ SYARA’ BASANDI KITABULLAH.

Implementasi Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah
Jika dikaji secara mendalam, pepatah ini memiliki arti yang sangat mendalam dan sangat fundamental, yang akan merubah seluruh sendi-sendi adat dan perilaku seluruh putera-putera Minangkabau agar sesuai dengan syari’at Islam. Seluruh hal-hal yang tidak sesuai dengan syara’ akan dibuang dan seluruh hal-hal yang sesuai dengan syara’ akan diterima dan di amalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pepatah adat tersebut semenjak disepakati sampai saat ini, belum pernah benar-benar terlaksana dalam kehidupan, kecuali hanya sebagian saja. Apalagi semenjak Minangkabau di taklukkan Belanda (1837), penerapan pepatah adat tersebut semakin jauh dari kenyataan. Meskipun demikian, cita-cita untuk mewujudkan tegaknya hukum Islam tidak pernah padam dalam hati sanubari putera-putera Minangkabau. Muncullah generasi penerus anak cucu tokoh-tokoh perang paderi seperti Syekh Ahmad Khatib anak seorang regent di Bukittinggi, Syeikh Taher Jalaluddin dan lain sebagainya yang menghembuskan pergerakan Islam untuk kedua kalinya di Alam Minangkabau. Murid-murid kedua orang tersebut seperti Haji Abdul Karim Amrullah (HAKA), Syeikh Jamil Jambek, Syeikh Jamil Jaho dan sebagainya. Mereka melakukan pembaharuan pergerakan Islam sehingga cita-cita adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah dapat tercapai.
Walaupun demikian sampai saat ini kita belum melihat pepatah adat tersebut betul-betul terlihat di Alam Minangkabau kecuali hanya sebagian saja, sehingga praktek-praktek sekularisme masih merajalela di kalangan pemuda dan pemudi Minangkabau. Bahkan cita-cita dari pepatah tersebut semakin jauh dari kenyataan, terbukti dengan semakin maraknya kehidupan materialisme di tengah-tengah putera-putera Minangkabau, baik yang ada di perantauan maupun di kampung halaman. Dan semakin banyak diantara mereka yang tidak bisa baca tulis Al Quran.

Daulah Islamiyah Satu-satunya tempat Penerapan Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah
Kalau kita kaji kembali secara mendalam, pengertian dari pepatah tersebut adalah harus dilakasanakan hukum Islam secara utuh, tanpa ada yang ditinggalkan walau barang sedikitpun. Oleh karena itu apakah mungkin dalam kehidupan seperti saat ini yang didominasi oleh alam pikir Sekularisme yang digembor-gemborkan oleh penjajah Barat ke seluruh dunia Islam akan dapat melihat kebenaran pepatah adat tersebut ?? Tentu kita tidak akan pernah melihat, sebab adat basandi syara’, syara’ basandi Kitabullah hanya akan dapat kita lihat dalam naungan Islam (Sistem Islam) yaitu Daulah Khilafah atas manhaj kenabian, sebagaimana yang telah pernah dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya hingga hancurnya pada tanggal 24 Maret 1924. Semenjak hancurnya hingga saat ini kita tidak menemukan satupun negara di dunia yang melaksanakan sistem Islam.
Sebagai pemuda dan pemudi Islam yang tidak terbatas hanya di alam Minangkabau, tentu kita harus memperjuangkan adat basandi syara’ basandi kitabullah di seluruh penjuru dunia. Oleh karena itu kita harus mengetahui langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mewujudkan Daulah Islam tersebut, hal ini kita lakukan dengan cara mengikuti contoh dan tauladan Rasulullah Saw ketika mendirikan daulah Islam di Madinah.
Harus diketahui dan dipahami bahwa perjuangan dalam rangka mewujudkan sistem Islam tersebut, tidak mungkin dilakukan secara individual, akan tetapi harus dilakukan secara jamaah. Oleh karena itu harus ada sebuah jamaah yang secara konsisten memperjuangkan tegaknya kembali sistem Islam di permukaan bumi ini. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Imran ayat 104 yang berbunyi :
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada diantara kalian segolongan umat yang mengajak kepada kebaikan (Islam), yang senantiasa melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar, dan merekalah golongan yang menang”. (Q.S. 3 : 104)
Perjuangan mendirikan khilafah merupakan perjuangan politik, oleh karena itu jamaah tersebut haruslah berbentuk partai politik yang senantiasa melakukan aktivitas politik dalam rangka mewujudkan sistem Islam tersebut. Sebab tanpa melakukan aktifitas politik, maka memperjuangkan tegaknya sistem Islam yang merupakan lembaga poilitik akan sia-sia.
Menurut Syeikh Taqiyuddin An-Nabhani seorang pendiri dan pemimpin Hizbut Tahrir (Partai Politik yang bertujuan mendirikan Khilafah Islamiyah), langkah-langkah yang ditempuh Rasul dalam mendirikan Daulah Islam tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tahap Tastqif wa Takwin
Tahap ini merupakan tahap pembentukan pondasi gerakan, hal ini telah di lalui Rasulullah selama tiga tahun ketika berdakwah secara sirriyah (rahasia) yang dikumpulkan di rumah Arqam bin Abi Arqam. Pada saat ini partai mulai membina orang-orang yang bersedia menjadi anggota dengan tsaqafahnya. Perlu diketahui bahwa pembinaan yang dilakukan pada tahap ini bukan berupa ta’lim, akan tetapi sesuatu yang dipelajari harus dilaksanakan dan diterapkan. Sehingga setiap orang dibina akan memiliki fikrah dan nafsiah yang sangat membekas ke dalam jiwanya, mereka akan menjadi orang-orang yang mempunyai syakhsiyah Islamiyah yang agung dan siap mengemban dakwah ke seluruh penjuru dunia serta siap menghadapi rintangan seberat apapun.

2. Tahap Interaksi dan Perjuangan
Pada tahapan ini terjadi interaksi dengan masyarakat tempat partai itu hidup, sampai idiologinya menjadi kebiasaan umum –sebagai hasil dari kesadaran masyarakat akan idiologi itu—hingga masyarakat menganggap bahwa ideologi partai itu merupakan idiologi mereka, sehingga mereka mau membelanya bersama-sama. Hal ini seperti tampak dalam sejarah Rasul, ketika beliau diperintahkan untuk menyeru umat secara terang-terangan, dan menyeru keluarganya yang terdekat terlebih dahulu setelah melakukan pembinaan kepada pengikutnya selama tiga tahun. Tahapan ini penuh dengan perjuangan, karena akan terjadi pergolakan antara umat dan orang-orang yang akan menghalangi diterapkannya Islam yaitu para penjajah dan orang-orang yang mereka rancang untuk menghalangi penerapan Islam itu, seperti kelompok-kelompok penguasa, orang-orang zhalim dam para pengikut tsaqafah asing.

3. Tahap Pengambil Alihan Kekuasaan
Tahapan pengambil alihan kekuasaan ini dilakukan melalui umat, sehingga Islam dapat diterapkan kepada umat. Dari tahapan ini kelompok dakwah mulai melakukan amaliah praktis dalam medan kehidupan. Dakwah kepada Islam merupakan tugas utama negara dan kelompok dakwah, karena Islam adalah idiologi yang wajib diemban oleh negara dan ummat. Hal ini telah pernah dicontohkan oleh Rasulullah, setelah beliau melakukan thalabun nushrah (meminta pertolongan) kepada kabilah-kabilah yang ada di jazirah Arab. Ajakan beliau ini disambut oleh kabilah Aus dan Khajraj hingga mereka melakukan sumpah setia pada baiat Aqabah I dan II. Semenjak saat itu Islam telah diterapkan secara sempurna sesuai dengan turunnya ayat, kemudian mulailah dilakukan upaya penyebaran Islam dengan jihad fisabilillah yaitu dengan menaklukkan wilayah-wilayah yang ada di sekitar Daulah Islam.

Tanggung Jawab Umat dalam Menengakkan Daulah Islam
Setelah kita mengetahui, bagaimana perjalan sejarah adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah, dan dalam keadaan bagaimana pepatah tersebut dapat diterapkan dan bagaimana langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mewujudkannya, maka sekarang tinggal kepada kita kaum muslimin, apakah mau memperjuangkannya atau tidak.
Mendirikan daulah Islam hukumnya fardhu kifayah. Fardhu kifayah sebagaimana yang dipahami adalah kewajiban yang harus dilaksanakan hingga sempurna kewajiban tersebut, jika kewajiban tersebut tidak sempurna maka akan berdosalah seluruh kaum muslimin. Oleh karena itu marilah kita wahai kaum muslimin untuk berjuang bersama-sama untuk menegakkan hukum-hukum Allah di muka bumi dengan menegakka Daulah Khilafah serta menghancurkan seluruh tindak kezhaliman serta mengemban Islam ke seluruh dunia dengan dakwah dan jihad. Wallahu a’lam bish-shawab.

Lobang Jepang di Bukittinggi

LOBANG JEPANG
Pada hari ini Rabu Tanggal 4 Pebruari 2008 Aku berangkat ke Bukittinggi menemani teman-teman dari Dephut Jakarta. Aku berangkat dari rumah Jam 12.00 dengan menaiki kendaraan umum dengan merk Karya Abadi tambangan jurusan Batusangkar-Bukittinggi. Ketika menaiki mobil tersebut, aku sangat kesal karena jalannya sangat pelan, mungkin lebih cepat aku berjalan dari pada jalannya mobil itu. Aku kesal karena aku sudah janjian dengan teman-teman di padang Panjang jam 12.30, akan tetapi aku baru sampai jam 13.30, setelah teman-teman tersebut menelponku berkali-kali menanyakan sudah sampe dimana, maklum perut mereka lapar belum makan, dan mereka ndak enak kalau tidak makan. Akhir nya sampe aku di Padang Panjang dan bertemu dengan teman-teman. Perjalanan kami lanjutkan dengan mobil dinas dari Padang menuju bukittinggi. Akan tetapi sebelum sampai di Bukittinggi kami putuskan untuk makan dulu di Air Badarun sebuah rumah makan yang cukup enak yang terletak di Paninjauan Jl raya Padang Panjang Bukittinggi. Ketika makan aku makan dengan gulai tunjang dan ditambah dengan juice buah naga.
Perjalanan kami lanjutkan ke bukittinggi, sesampai di bukittinggi teman dari dephut menghubungi teman satu kuliahnya waktu s2 di ITB namanya Susi, dan dengan ditemani susi tersebut kami berjalan-jalan di kota Bukittinggi.
Perjalanan pertama kami adalah menuju panorama Ngarai Sianok. Suatu panaroma yang sudah sangat terkenal di kota Bukittinggi. Banyak pengunjung yang dating kesana baik lokal maupun manca Negara apalagi pada waktu libur. Salah satu yang sangat menarik di sana disamping keindahan pemandangan ngarai sianok yang tidak ada duanya di dunia mirip seperti dinding air terjun Niagara di Amerika ada terdapat suatu situs yang sangat bersejarah bagi masyarakat kota bukittingi yang di beri nama LOBANG JEPANG.
Disini aku akan menceritakan sedikit tentang Lobang Jepang tersebut. Lobang tersebut disebut dengan Lobang jepang karena memang orang Jepang yang membuatnya pada waktu menjajah Indonesia mulai tahun 1942 – 1945. Lobang Jepang tersebut dibangun selama 2 tahun dari tahun 1942 sampai dengan 1944 yang dikerjakan dengan mempergunakan tenaga paksa yang sering kita dengar dengan nama ROMUSHA. Para pekerja tersebut sebagian besar datang dari luar Sumatera seperti dari Jawa dan Kalimantan, dan mereka tidak mengetahui dengan pasti kemana tanah bekas penggalian lobang tersebut dibuang, karena masyarakat kota Bukittinggi baru mengetahui keberadaan lobang Jepang tersebut pada tahun 1946, dimana setelah 1 tahun kemerdekaan Indonesia.
Lobang Jepang di bangun oleh penjajah Jepang dalam rangka mempertahankan diri dari serangan musuh. Lobang ini terdapat di kedalaman 40 meter di bawah permukaan tanah dengan panjang lobang lebih dari 1 km. Di dalam lobang tersebut banyak terdapat ruangan yang saling berhubungan, dimana sebagian besar ruangan adalah untuk menyimpan amunisi peperangan. Di dalam Lobang Jepang tersebut juga terdapat ruang makan, ruang dapur, penjara bawah tanah, ruang sidang untuk mereka yang bersalah dan ruang eksekusi bagi mereka yang diputusukan salah dalam ruangan sidang tersebut.
Lobang Jepang di permukaannya, pada awalnya hanya sebesar ban mobil, akan tetapi semenjak tahun 1974 dipugar untuk kepenntingan umum dan dijadikan setinggi orang dewasa. Kalau dulu sebelum keadaan lobang Jepang seperti sekarang, orang yang akan masuk kesana sangat seram karena tidak ada penerangan, yang ada hanya lapo togok (lampu dinding) untuk membantu penerangan sehingga Lobang Jepang tersebut terkesan sangat angker. Kalau kita dengan cerita dari orang-orang tua yang sudah pernah kesana mengatakan bahwa Lobang tersebut sangat angker, akan tetapi setelah di pugar dan percantik pada tahun 2004 Lobang Jepang jauh terkesan dari mengerikan, akan tetapi sangat menyenangkan, karena di dalamnya sudah dipenuhi dengan lampu listrik sehingga di dalam ruangan sangat indah, dan akan mengulang minat siapapun untuk kembali setelah melihat untuk pertama kali. Anda tindak percaya ….???? Silahkan buktikan sendiri bagaimana bagus dan cantiknya Lubang jepang tersebut. Kita akan bisa kagum bagaimana orang Jepang mendisaian ruangan-ruangan di bawah permukaan tanah. Sedangakan mendisaian ruangan di atas tanah saja kita sudah pusing apalagi di bawah tanah. Itulah hebatnya Jepang sehingga kita bisa menyaksikan sebuah kekaguman sebuah bangunan bawah tanah yang ada di kota Bukittinggi, yang dapat menghasilkan uang bagi daerah itu sendiri.
Untuk menjaga pariwisata tersebut jauh dari maksiat, memang perlu penanganan serius sehingga orang yang berkunjung ke sana tidak terlibat perbuatan yang tidak benar, seperti adanya lampu-lampu yang mati harus cepat diperbaiki sehingga ruangan yang sebagian gelap tersebut tidak dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak baiki.
Jamal Husni

Hutan Kemasyarakatan Tanah Datar

Pada hari selasa tanggal 3 Pebruari 2009 Kabupaten Tanah Datar dikunjungi oleh Staf Dirjen RLPS Bagian Perhutanan Sosial. Adapun tujuan kedatangannya adalah dalam rangka mensosialisasikan Kegiatan Hutan Kemasyarakatan. Menurut Mbak Shinta bahwa hutan kemasyarakatan adalah hutan Negara yang pemanfaatan utamanya ditunjukkan untuk memberdayakan masyarakat setempat.
Dalam kunjungannya itu tim didampingi oleh Staf BP DAS Agam Kuantan Bapak Bahendri dan Yonnafri, sedangkan dari dinas Kehutanan dan Perkebunan didampingi oleh Bapak Zuwendra, Jamal Husni, Dewi Agustine dan Yunitawati. Kelompok Tani yang dikunjungi adalah kelompok Kerja hutan Lestari Jorong Talago Gunung Nagari saruaso kecamatan Tanjung Emas. Dalam kunjungan tersebut tim disambut oleh Ketua Kelompok Kerja Hutan Z. Dt. Khatik Rajo dan Sekretaris H. Dt. Bijo dan didampingi oleh Penyuluh Kehutanan Lapangan Sunardi.
Dalam sosialisasi yang diberikan oleh mbak shinta dan mbak yanti menegaskan bahwa kegiatan HKM ini adalah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan hutan yang memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap kawasan hutan, selama ini masyarakat yang masuk kawasan hutan dilakukan secara illegal atau tidak memiliki izin yang syah, nah dengan adanya program kini, maka masyarakat diberi kesempatan untuk mengelola kawasan hutan dengan prinsip tetap menjaga kelestariannya.
Kelompok tani yang diwakili oleh Dt. Khatik Rajo dan Dt. Bijo sangat antusias dan menginginkan sekali untuk bisa mendapatkan izin hutan Kemasyarakat, karena menurut mereka sebagian besar masyarakat di Talago Gunung sangat tinggi ketergantungannya kepada Hutan. Disamping itu pada saat ini menurut mereka bahwa kawasan hutan Talago Gunung sudah banyak diokupasi/diserobot oleh masyarakat yang bukan berasal dari Talago gunung, sehingga hal ini sedikit banyak menimbulkan kecemburuan social masyarakat, sehingga kami berfikir orang lain bisa masuk ke daerah kami, masak kami hanya bisa melihat orang menuai hasil sementara kami hanya melongo. Mereka berharap dengan adanya program ini mereka akan mensukseskan dan akan menjadi pelajaran bagi masyarakat yang lain yang masuk secara illegal sehingga mereka bisa mengurus izin mereka.
Melihat antusiasme kelompok kerja hutan yang dipimpin oleh dt. Khatik rajo dan Dt. Bijo maka mbak Yanti dan mbak Shinta akan memperjuanngkan dipusat bagaimana izin Hutan kemasyarakatan ini dapat diperoleh oleh kelompok ini.
Dalam kunjungan tim juga langsug meninjau kelapangan. Dari hasil tinjauan lapangan, tim sangat puas dan yakin lokasi tersebut dapat dijadikan sebagai areal yang dicadangkan untuk Hutan Kemasyarakatan.

Selasa, 03 Maret 2009

Kembalilah kepada Sistem Islam

Aku ingi berbagi pemikiran, bahwasanya pada hari ini kita hidup dalam sistem jahiliah, sistem yang dibuat oleh manusia, maka kita sebagai muslim harus kembali kepada aturan Allah, karena Allah yang menciptakan kita sangat mengetahui apa yang dibutuhkan oleh manusia. Dengan kita mengikuti aturan Allah maka kita akan selamat dunia dan akhirat.

Kata Pembuka

Assalamu'alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah hari ini aku bisa bikin sebuah blog, walaupun dengan susah payah berkali-kali melakukan pengulangan, mudah-mudahan pengalaman pertama ini menjadi hal yang berarti bagi perkembangan pemikiran dan kemampuanku.
Mudah-mudahan dengan blog ini aku bisa berbagi pemikiran dengan berbagai rekan-rekan di seluruh dunia, sehingga aku bisa ikut nimbrung dalam persoalan penyelesaian urusan umat yang sedang terbengkalai dan terhinakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Terima kasih