Sabtu, 24 Maret 2012

Habbits

Oleh : Ir. Jamal Husni, MM
Pepatah Minang pernah mengatakan : Ketek Taraja-raja, Gadang Tabawo-bawo, Lah Tuo Tarubah Tido. Itulah Habbits yaitu suatu aktivitas yang sudah mendarah daging di dalam tubuh kita seperti arti pepatah di atas mengatakan Ketika Kecil kita sering tanpa sengaja meniru suatu aktivitas, ketika sudah besar kita ikut-ikutan suatu aktivitas dan ketika sudah Tua kita tidak bisa merubah kebiasaan kita.
Kalau kita menyimak apa yang di katakan dalam pepatah tersebut, dan supaya kita mendapatkan habbits yang baik, maka sedari kecil kita sudah mencotoh suatu aktivitas yang baik dan itu senantiasa kita lakukan sehingga aktivitas itu menjadi ciri khas kita. Kalau kata Felix. Y. Siau dalam bukunya di katakana bahwa yang membentuk habbit itu adalah Latihan dan pengulangan. Artinya kalau kita melatih diri kita dengan sesuatu yang baik dan kita melakukan pengulangan aktivitas yang baik tersebut, maka kita hampir bisa dipastikan menjadi orang yang baik.
Bagaimana kita mengendalikan habbit yang buruk ?
Kalau kita melihat kemunkaran di tengah masyarakat, maka kemunkaran tersebut harus segera di pangkas atau diamputasi, kalau tidak maka kemunkaran tersebut akan cepat menggurita di tengah masyarakat kita.
Kemunkaran tersebut ibarat hama pada tanaman, sebagai contoh hama tikus pada sebidang sawah. Ketika kita bangun di pagi hari dan pergi ke sawah, dan kita melihat ada sedikit dari padi sawah kita menguning sebagai tanda hama tikus mulai makan padi tanaman kita. Apa tindakan yang seharusnya kita ambil ? tindakan yang paling bijak adalah kita ambil sabit dan potong seikit padi sudah menguning tersebut dan biarkan tunas baru yang tumbuh untuk kelanjutan kehidupannya, maka jika kita lakukan hal yang demikian, maka secara otomatis hama tikus yang menyerang padi kita tadi akan berhenti dan tidak melanjutkan pengrusakan tanaman kita lagi.
Coba anda bayangkan kalau sendainya kita tidak melakukan hal yang demikian ? apa yang akan terjadi ? Atau kita berfikir, kan baru sedikit yang dimakannya, tidak akan berpengaruh apa-apa terhadap hasil panen saya ? Maka apa yang akan anda dapatkan esok hari ? Tanaman padi anda akan semakin rusak, bahkan anda tidak akan mendapatkan hasil panen sama sekali.
Begitulah kemunkaran di tengah masyarakat kita, ketika kita berfikir bahwa hal tersebut baru dilakukan oleh satu atau dua orang yang tidak akan berpengaruh kepada masyarakat kita, maka apa yang akan anda lihat ? Kemunkaran tersebut akan menjadi biasa di tengah masyarakat dan bahkan kita tidak akan mampu merubahnya dengan sederhana, akan tetapi kita harus melakukan energi yang cukup besar, dan kadang kala kita tidak mampu melakukan perubahan apa yang telah menggurita tersebut. Memperbaiki sesuatu yang rusak tidak akan secepat merusak sesuatu yang baik.
Pengalaman saya ketika waktu kecil dahulu di kampung halaman, sangat tabu bahkan sangan janggal melihat seorang laki-laki berjalan dengan seorang perempuan, atau seorang laki-laki datang ke rumah seorang perempuan, atau laki-laki mojok dengan perempuan. Kalau itu terjadi, maka masyarakat akan segera turun tangan membubarkan aktivitas mereka, bahkan tidak segan-segan menghajar laki-laki yang berjalan, yang apel dan yang mojok dengan perempuan tersebut.
Ketika terjadi satu atau dua orang melakukan hal tersebut, dan kemudiansebagian orang mulai berfikir, bahwa hal tersebut tidak masalah, maka kenyataan apa yang kita lihat saat ini ? laki-laki dan perempuan berjalan bersama bahkan berpegangan tangan menjadi hal yang biasa, laki-laki datang ke rumah seorang perempuan juga menjadi hal yang biasa, bahkan laki-laki asing datang ke rumah seorang perempuan dan menginap di sana juga menjadi hal yang biasa, akibat lanjutannya apa yang dapat kita lihat, ada yang kawin sebelum menikah. Orang minang mengatakan Dahulu Bajak dari pada jawi.
Bagaimana kita melakukan perubahan yang demikian? Tentu sudah sangat sulit, karena sesuatu yang munkar sudah menjadi sesuatu yang biasa. Dan sesuatu yang baik menjadi tidak biasa, sehingga ketika ada orang menikah tanpa melalui proses berduaan menjadi sesuatu yang aneh. Itulah kondisi masyarakat kita saat ini. Sesuatu yang salah dianggap benar dan sesuatu yang benar di anggap salah.