Sabtu, 20 Agustus 2011

Akibat Durhaka Kepada Allah




Oleh : Ir. Jamal Husni, MM

Alkisah ada sebuah negeri yang sangat indah nan elok lagi permai. Saking indahnya negeri tersebut sering dijuluki bagaikan sepotong syurga yang di kirim ke dunia. Alamnya sejuk, tanahnya subur, kekayaan alamnya melimpah ruah, letaknya yang sangat strategis di pelintasan benua. Itulah Indonesia Negeri kita, sebuah negeri yang sangat kaya, akan tetapi ketika kita melihat rakyatnya, mereka hidup dalam kemiskinan. Kenapa semua itu bisa terjadi ?

Semua itu terjadi karena negeri ini salah urus, mereka melaksanakan sesuatu yang seharusnya tidak mereka laksanakan, mereka meninggalkan sesuatu yang seharusnya mereka laksanakan. Itulah sistem Islam yang seharusnya menjadi motor dalam memerdekakan negeri ini tidak mereka laksanakan. Mereka lebih memilih apa yang dibuat oleh manusia, pada hal semua kita tahu bahwa yang namanya manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Maka jika urusan kita diserahkan kepada manusia, maka mereka hanya akan mementingkan diri mereka sendiri dan membiarkan manusia yang lainnya. APa yang terjadi dengan perbuatan seperti itu ?

Akan terlihat kesenjangan yang sangat dalam. Dimana di satu sisi sebagian kecil masyarakatnya sangat kaya, dan sebagian besar masyarakatnya sangat miskin. Disamping mereka salah urus, negeri ini juga menyerahkan urusannya kepada orang yang tidak pantas mengurus negeri ini, akibatnya.....? ya... beginilah jadinya.

Allah Swt. telah mengingatkan kepada kita, dalam surat Thaha ayat 123 yang artinya : Barang siapa yang berpalling dari peringatanku, maka kami akan memberikan kepadanya kehidupan yang sempit.

Memang itulah yang terjadi pada negeri kita. Ketika kita tidak mengindahkan apa yang disampaikan oleh pencipta manusia, maka keadaan kita ya.... seperti yang ada sekarang ini, dimana hampir seluruh kekayaan alamnya dijarah dan dirampok oleh orang-orang kafir penjajah. dan sisa dari kekayaan itu juga dirampok oleh penyelenggara negara yang tidak amanah.

Apakah Kita Sudah Merdeka ?


Oleh : Ir. Jamal Husni, MM

Bangsa Indonesia sedang memperingati hari kemederkaannya yang ke 66 tepatnya tanggal 17 Agustus 2011. Umur 66 tahun bukan umur yang pendek. Bagi seorang anak manusia umur 66 tahun itu sudah akan mendekati kematian dan sedang menunggu datangnya ajal. Yang menjadi pertanyaan besar bagi kita adalah, sudah sedemikian tua negara ini merdeka, kenapa kita belum melihat perubahan yang cukup berarti bagi kita sebagai umat ?
Kita ambil sebuah contoh ketika negara kita masih di jajah oleh Belanda, mereka menerapkan hukum yang mereka yakini kebenarannya untuk mengatus segala hal yang ada pada kita, akan tetapi ketika negara Belanda tersebut hengkang atau di usir dari negara kita, hukum yang mereka terapkan masih tinggal dan kita bersikeras untuk menegakkan hukum yang ditinggalkan oleh Belanda tersebut.
Apakah kita bangsa Indonesia yang pernah di jajah oleh Belanda akan mendapat sanksi atau pujian dari Belanda ketika mereka meninggalkan atau melaksanakan hukum yang dibuat Belanda ? Perlu kita ingat Belanda sudah pergi, dan Belanda juga tidak mau tahu dengan apa yang akan terjadi di negeri kita, bahkan Belanda tidak dapat mempengaruhi apa-apa terhadap Bangsa kita, tetapi kenapa kita masih turut dengan apa yang mereka buat ? Apakah kita takut dengan mereka ? ataukah kita adalah Budak mereka ? ataukah kita kaki tangan mereka yang siap melaksanakan apa yang mereka inginkan ?

Saya heran kenapa tokoh-tokoh politik di negeri ini begitu percaya dengan apa yang dibuat penjajah di negeri kita, kenapa mereka tidak kembali dengan keyakinan mereka sendiri, yang sudah terpatri di dalam jiwa mereka ketika mereka masih kecil dulu? Pada hal sebagian besar politisi di negeri Indonesia ini adalah orang-orang yang mengaku taat beragama, akan tetapi kenapa mereka tidak menggunakan agamanya sebagai standar dalam setiap aktivitas mereka ? terutama dalam mengatur negara ini ?
Kapan kita di sebut Merdeka ?
Kita disebut merdeka ketika kita mencampakkan seluruh penghambaan kepada seorang hamba menjadi penghambaan kepada sang maha pencipta. Ketika itulah kemerdekaan yang sesungguhnya akan tercapai. Bolehkah kita menjadi budak ? boleh! Asal oleh yang berhak memperbudak kita yaitu Allah Swt.
Oleh karena itu kalau kita ingin merdeka, maka kita campakkan seluruh hukum yang dibuat oleh manusia untuk kita, apalagi hukum yang dibuat oleh penjajah untuk kita. Kita hanya mau melaksanakan seluruh hukum yang telah diturunkan oleh sang Maha Pencipta yaitu Allah Swt.