Rabu, 30 Juni 2010

Bisakah Kita Berharap Pada Pemilukada/Pilkadal ?


Oleh : Ir. Jamal Husni, MM

Hari ini tanggal 30 Juni 2010 Sumatera Barat serentak melakukan Pemilukada yang dulunya bernama Pilkadal (pemilihan Kepala Daerah Langsung) baik untuk Gubernur Sumatera Barat maupun untuk Bupati dan Walikota di beberapa daerah pemilihan. Kegiatan ini telah memakan anggaran yang cukup banyak bahkan berakibat dipangkasnya beberapa anggaran untuk kegiatan kemasyarakatan seperti pembangunan jalan, pembuatan saluran air dan sebagainya.

Kalau kita melihat calon-calon yang akan memimpin propinsi Sumatera Barat maupun beberapa bupati di beberapa daerah di sumatera Barat, ternyata kita tidak dapat berharap banyak kepada mereka, kenapa saya katakan demikian ? sampai hari pemilihan ini kita tidak melihat komitmen mereka apakah calon gubernur maupun calon bupati untuk menerapkan syariat Islam. Apakah kita melihat mereka memenuhi syarat seorang calon pemimpin dalam Islam ? Calon pemimpin dalam Islam adalah sebagai berikut :
1. Muslim : Allah berfirman : Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orangkafir untuk menguasai kaum muslimin
2. Baligh : Rasul bersabda : diangkat penah atas tiga golongan salah satunya anak-anak hingga dia dewasa
3. Berakal : rasul bersabda : diangkat pena atas tiga golongan, salah satunya adalah orang gila hingga dia sembuh
4. Laki-laki : Rasul bersabda : Sekali-kali tidak akan bahagia suatu kaum kalau seandainya urusan pemerintahan diserahkan kepada wanita
5. Mampu : Mampu yang dimaksud disini adalah kemampuan dalam menjalankan amanah untuk menerapkan syariat Islam, bukan kemampuan untuk menghancurkan Islam.
6. Adil : Adil artinya menjalankan sesuatu sesuai dengan aturan Allah SWT.

Yang ada hari ini hanya janji-janji manis sebelum mereka terpilih. Maka tak heran beberapa waktu yang lalu disebut Pilkadal (Pemilihan Kadal). Kalau kita melihat dunia binatang, kadal merupakan binatang melata yang memiliki lidah yang panjang dan ujung lidahnya bercabang. Artinya banyak calon, baik calon apapun seperti calon gubernur, calon bupati, calon legislatif, semua lidahnya bercabang. artinya apa yang dibicarakan hari ini tidak akan sama dengan apa yang akan dilakukannya pada esok hari. artinya lain dimulut lain di hati, lain ucapan dengan perbuatan.

Apa mungkin kita dapat berharap dengan orang-orang yang bermental kadal ? jawabannya tentu saja tidak!!! lalu apa yang harus kita lakukan ? kita harus mewujudkan suatu sistem kehidupan yang bersih dan dipimpin oleh orang-orang yang bersih. Sistem itu adalah sestem Islam, orang-orang itu adalah orang-orang yang senantianya mengemban dakwah Islam.

4 komentar:

Novi mengatakan...

Kita tidak bisa berharap kepada kadal......!!! Kadal kok dipilih.... yang benar aje....????

Anonim mengatakan...

Aku ndak ikut-ikutan jadi kadal.....?? Soalnya aku masih kecil....!!! kecil-kecil kok milih kadal....????

RyeBourbon mengatakan...

betul kata pak jamal soal pilkadal.kita harus memilih pemimpin yang mementingkan rakyat nya seperti umar bin khatab yang mementingkan rakyat suatu kisah umar bin khatab menceritakan.... pada saat umar sedang berada di kantor pemerintahannya anaknya datang menghapiri kantor ayahnya tok..tok..tok.. ayahnya bertanya ? sapakah diluar ? abdullah bin umar ayah ! sahut abdullah.ada apa.?urusan keluarga atau negara ?.urusan keluarga ! sahut abdullah.umar bergegas mematikan lilin dan membukakan pintu.silahkan masuk kata umar.ayah apakah kita akan berbincang bincang dalam gelap? tanya abdullah.benar jawab umar.kenapa?tanya abdullah.lilin itu dibeli dgn uang rakyat.mengapa kita menggunakan lilin rakyat untuk urusan keluarga? pada hari kiamat nanti ayah akan ditanya allah. hai umar kamu kemanakan uang rakyat apakah kamu pergunakan untuk urusan keluarga. dan akhirnya abdullah mengerti.

RyeBourbon mengatakan...

jadi kesimpulan diatas adalah jika kita menjadi pemimpin kita harus mendahulukan rakyat . jangan jadi pemimpin mengambil hak rakyat ntar jadi kadal lho